Jumat, Januari 20

Sambut Imlek, Warga Solo Gelar Grebek Sudiroprajan

Suasana Grebek Sudiroprajan (Foto: Genta/okezone)
Suasana Grebek Sudiroprajan (Foto: Genta/okezone)
RIBUAN warga  memadati  tepi kanan dan kiri jalan di ruas Jalan Urip Sumoharjo atau depan Pasar Gede, Jebres, Solo, untuk menyaksikan tradisi menjelang perayaan Tahun Baru China atau Imlek. Perayaan melibatkan sekira 1.200 orang.

Mereka menampilkan berbagai atraksi kesenian seperti barongsai, liong, reog, dan kesenian tradisional setempat lainnya. Peserta kirab juga tampak mengusung gunungan berukuran relatif besar yang dibuat dari tatanan kue keranjang.

Kue biasanya menjadi santapan masyarakat terutama warga keturunan Tionghoa saat Imlek, mulai bakpao, gembukan, hingga onde-onde yang dibentuk seperti gunungan atau tumpeng. Selain mengusung beraneka raga makanan, kirab juga menampilkan 12 shio.

Dalam sambutannya, Ketua Penyelenggara Grebek Sudiroprajan, Ayanto, mengatakan bahwa
tradisi Grebek Sudiroprajan merupakan perpaduan dua tradisi budaya yang berbedaya, yaitu budaya Jawa dan China.

"Grebek Sudiroprajan ini sudah tumbuh sejak zaman Pakoe Boewono II berkuasa. Grebeg Sudiro adalah simbol rekonsiliasi Tionghoa-Jawa dan hanya perayaan biasa bukan dimaksudkan untuk berhura-hura," katanya di Jalan Urip Sumoharjo, Minggu (15/1/2012)

Saat mantan Presiden Soeharto berkuasa, tradisi menyambut datangnya Imlek yang diawali dengan Grebek Sudiroprajan sempat dilarang. Dan, baru diijinkan saat kepemimpinan mantan Presiden Gus Dur.

Pawai Grebek Sudiroprajan diakhiri dengan pembagian 4.000 kue keranjang yang sebelumnya diarak mengelilingi ruas Jalan Urip Sumarharjo, Kapten Mulyadi, RE martadinata, Tjut Nyak Dien, Juanda. Selama pawai, dua ruas jalan yang melalui jalur perayaan ditutup dan dialihkan ke jalan lain.